Basilides dan Misteri Salib Palsu: Sebuah Telaah Apologetis terhadap Penyimpangan Keselamatan Kristiani

Abstract

Basilides deconstructed the crucifixion narrative, stating that Simon of Cyrene was the one crucified. This view shares similarities with Islam and has become the basis for polemicists' anti-biblical propaganda. Basilides' view is based on a Gnostic dualism that separates spirit from matter and views Jesus as a divine being who could not have suffered physically. The purpose of this study is to examine the narrative similarities between Basilides' teachings and Islamic views. Furthermore, it reveals Basilides' view as a deviation (inconsistency) from the story of the cross and the Gnostic-based theology of salvation. This study uses theological literature, church history, and apologetics to prove that Basilides' teachings on the cross constitute a historical and theological distortion. The paper asserts that Basilides' teachings reduce the meaning of the cross to an illusory symbol and contrast it with the inclusive, historical, and grace-based foundation of Christian salvation. This paper provides a theological defense of the authentic doctrine of the crucifixion within the Christian faith. It demonstrates the serious nature of the deviations from teachings such as those taught.

Abstrak

Basilides melakukan dekonstruksi kisah penyaliban yang menyatakan Simon dari Kirene-lah yang disalibkan. Pandangan ini memiliki kemiripan dengan Islam dan menjadi dasar bagi para polemikus untuk melakukan propaganda anti kisah salib Alkitab. Pandangan Basilides ini berbasis dualistik gnostik yang memisahkan roh dari materi, dan memandang Yesus sebagai makhluk ilahi yang tidak mungkin menderita secara fisik. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kemiripan naratif antara ajaran Basilides dan pandangan Islam. Selain itu mengungkap pandangan Basilides sebagai sebuah penyimpangan (inkonsistensi) terhadap kisah salib dan teologi keselamatan berbasis pemikiran gnostik. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur teologis, sejarah gereja, dan apologetis untuk membuktikan ajaran Basilides tentang salib merupakan bentuk penyelewengan historis dan teologis. Tulisan menegaskan bahwa ajaran Basilides mereduksi makna salib menjadi simbol ilusi dan bertentangan dengan dasar keselamatan Kristen yang bersifat inklusif, historis, dan berbasis anugerah. Tulisan ini memberikan pembelaan teologis terhadap doktrin penyaliban yang otentik dalam iman Kristen, serta menunjukkan implikasi serius dari penyimpangan ajaran seperti yang diajarkan Basilides.